Chapter 48 The Hunter of the Other World Who Is Being Misunderstood,
Chapter 48
Park Juntae juga sadar nggak ya kalau jalanan di sekitar
sini kosong banget?
"Eh dasar bocah, prinsip hidup gue tuh hidup jujur dan
santai," katanya sambil nyengir lebar. "Sejak gue tunjukin minat
gabung, hidup jadi agak ringan. Tapi bukan berarti masalah kelar, bro."
"Lu pengen pindah kerja kan? Wah pilihan tepat! Gabung
tim gue aja. Kerjanya santuy, anak-anaknya juga nggak rese."
Cowok berpenampilan rapi itu ngomong sambil senyum seluas
spanduk diskonan.
"Yuk, bahas lebih lanjut di markas gue. Kita kan masih
saling misterius nih."
Masalahnya, walaupun pura-pura gabung demi kabur sementara,
terus langkah selanjutnya apa? Bahkan anak TK aja tahu: jangan ikut orang
asing, bro. Pindah lokasi malah bisa makin ribet.
Dengan kekuatan F-Class, gue nggak bisa kabur sendiri kalau
jebakan aktif!
Gue yakin. Sekarang atau nggak sama sekali. Harus kabur dari
si om ini. Jadi gue diam, pura-pura mikir.
"Ada apa? Jangan bilang lo berubah pikiran?"
...
"Eh iya, kamera CCTV tadi udah gue rusak duluan, santai
aja."
Dia ini emang nyantai banget. Lawan kayak gini sih, kalau
niat serius, tinggal ditangkap. Jadi dia gak buru-buru.
"Jadi beneran lo F-Class? Pas ketemu sih gue baru ngeh…
tingkat awaken lo…"
Dia keliatan pede banget. Pasti udah ngeliat betapa
tragisnya magic power gue. Terus, dia ambil sesuatu dari saku dan lempar ke
tanah.
Itu... bayangan? Mungkin semacam alat teleportasi.
"Eh, jangan-jangan lo emang gak niat gabung ya?"
Gue masih diam. Tiga detik berlalu. Dia mulai curiga.
"Bukan gitu..."
"Bukan gimana? Liat muka lo aja udah ketahuan!"
Dia maju.
Gue mundur.
"Sorry nih, kita gak punya anggota yang bisa brainwash
orang."
"Terus?"
"Kalau lo masih begini, cuma ada satu jalan."
Oke, tenang dulu. Tempat ini emang sepi, tapi masih taman
kota. Kalau gue perluas radar, ada beberapa orang lewat.
Plus, gue selalu bawa magic booster di saku. Lagi gue pakai
diam-diam sekarang. Meskipun efeknya lambat kalau gak ditelan.
Gue cakar telapak tangan gue sendiri, olesin booster ke luka
biar masuk ke aliran darah. Efeknya sih sementara, tapi cukup.
"Lo mau bunuh gue?"
Yah, gimana ya… kadang hidup tuh gak ada pilihan. Gue harus
minta bantuan. Entah Ahn Yoonseung atau polisi.
Ha. Pasti akan ada orang yang laporan juga sih.
Daripada lo lengket ke saingan gue…
WUUUSSHH—
Ada suara aneh dari balik gunung. Kayak suara hujan deras
yang disensor. Tapi gue udah tahu apa itu.
-Krrrrrk! Krrrk! Kaaak!!
Cuit-cuit!
Yep. Jurus andalan gue: necro-avian summoning. Gue panggil
semua bangkai burung dari belakang gunung.
BURUNG!?
Suara dan keributan itu cukup buat narik perhatian warga dan
alien seplanet.
CHIRP CHIRP CHIRP!!
KAAAK!!
Awan hitam dari ribuan burung mati terbang muter-muter.
Burung murai, merpati, gagak, semua nyampur, teriak pakai pita suara sobek.
"Apa-apaan ini?!"
Begitu mereka ngumpul, sayapnya bikin angin gede banget.
"Ketahuan juga, lo bukan Appraiser beneran ya!"
Sayangnya, ini cuma efek visual. Serangan burung-burung
F-Class ini bahkan gak bisa bikin lecet.
Mana gue juga udah kehabisan mana.
Pluk-pluk. Burung-burung pada rontok kayak ujan jasad
unggas.
Ya udah cukup lah. Sambil si dia teralihkan, gue ambil HP
dan pencet 112.
Lari? Gak mungkin. Tubuh gue cupu. Tapi walau mati, gue
harus lapor polisi soal makhluk ini. Untung ada bracelet yang kasih shield
beberapa detik.
Gue siap teriak ke HP...
"STOP! STOPPP!!"
Lah?
"SELAMATKAN AKUUUUU!"
Hah?
Dia ngomong duluan… padahal itu script gue barusan.
"A-ahaha. Ngobrol yuk, ngobrol yang damai gitu…"
Tiba-tiba Park Juntae nyungsep. Mukanya putih kayak dinding
belum dicat.
***
Park Juntae, alias Pyo Nagil.
Nama samaran, muka palsu, semuanya bohongan. Tapi rasa takut
dia sekarang? Asli, bro.
-Kaaaak! Kaaak!
Awalnya dia kira ini cuma trik kecil. Skill dia banyak. Tapi
dia salah total.
Burung-burung itu... mati mendadak.
Dan bukan karena kena serangan fisik. Tapi kayak... kena
kutukan. Tanpa kontak langsung.
Skill: Curse Hunter.
Cuma dua orang di Korea yang punya ini. Salah satunya: Seo
Esther, S-Class Hunter.
Dan sekarang? Si F-Class lemah ini? Dia bisa bikin mass
death kayak gitu?
Ini gila.
Park Juntae ngeri. Yang berdiri di depannya cuma... diem.
Gak takut. Gak kedip. Kayak bukan manusia.
Apa mungkin dia nyamar? Item penurun level, gitu?
Udah gak sempat mikir. Dia teriak:
"SELAMATKAN AKUUU!"
Semua ini bukan demo burung. Ini ancaman nyata. Kim Kiryeo
cuma mau liat reaksi lo, bro.
Skill curse itu panjang jangkauannya. Musuh stealth kayak
Park Juntae itu korban empuk.
"Tsk..."
Dan sekarang, bahkan stealth gak mempan.
"Lo minta diselamatkan?"
Mata yang bisa ngeliat musuh yang gak keliatan. Kemampuan
bunuh pakai niat.
Jangan-jangan dia lebih bahaya dari Esther?
"Selamat pagi, Pak. Saya mau lapor..."
Santuy banget. Ngobrol via telpon sambil ngeliatin lawan
kayak gak ada ancaman.
"Terjadi insiden Awakening di Taman Warga."
Park Juntae kira dia lengah. Dia coba mendekat. Tapi...
"JANGAN GERAK."
Kim Kiryeo ubah sikap. Suaranya rendah, galak, nahan Park
Juntae kayak bapak-bapak nahan anaknya main layangan di tengah hujan petir.
"Lo mau kayak burung-burung tadi?"
Gila. Aktingnya meyakinkan. Park Juntae langsung keringetan.
"A-aah, baik... saya paham."
Kim Kiryeo keliatan kalem tapi... aura kematian. Mungkin
karena dia alien, reaksinya aneh, tapi efeknya nyata.
"Maaf tadi diam. Pak Detektif, berapa lama lagi
sampai?"
Sikap kayak gini yang bikin orang trauma 3 hari 3 malam.
"Baik, terima kasih."
Gila. Walau dia awaken tinggi, tapi lawannya santai banget
kayak lagi nunggu ojek. Apa dia gak anggap gue musuh?
Brengsek.
Gue salah perhitungan. Gue mungkin kriminal terkenal, tapi
hidup terlalu berharga buat mati sia-sia.
Pas Kim Kiryeo lagi nengok ke arah kerumunan...
Kabur!
Aksinya keliatan jelas, tapi gak bisa dicegah.
"Eh, iya ya. Lupa..."
Ternyata si Park Juntae pakai alat bayangan tadi. Langsung
hilang dari radar. Kiryeo cuma bisa ngelus dada.
***
"Wah ini tempatnya ya?"
"Apaan tuh, bangkai semua?"
"Aduh kasihan burung-burungnya..."
Orang-orang mulai berdatangan. Polisi juga udah nyampe. Tapi
ada satu orang yang mencolok...
(bersambung)
***
Catatan:
• Curse
Hunter: Dalam sistem dunia cerita ini, termasuk rare class. Biasanya efek
"curse" cuma bikin musuh lemot atau bingung. Tapi di sini, curse bisa
bikin mass death. Ini level di atas rata-rata, bahkan dibandingkan S-Class.
• 112:
Nomor darurat di Korea Selatan (setara 911 di AS, atau 110 di Indonesia).
• Magic
Booster: Item portable yang nambahin kekuatan sihir sementara. Bisa diminum
atau dioleskan ke luka (kayak doping, tapi buat sihir).
Komentar
Posting Komentar